Posts

Showing posts from February, 2010

Sweet & 'Wild" Reunion (2)

Seperti yang kutulis di posting sebelum ini, Arthur Schopenhauer bilang bahwa " Every parting gives a foretaste of death, every reunion a hint of the resurrection " . Buatku kalimat terakhirnya lah yang paling berkesan, bahwa setiap reuni merupakan pertanda kebangkitan. Kebangkitan akan kenangan yang mau tidak mau menggelitik kebangkitan gairah. Kebangkitan akan gejolak jiwa bahwa kita pernah muda . Khususnya untuk perempuan-perempuan seperti aku dan teman-teman, para perempuan yang memasuki usia paruh baya yang konon katanya malu dibilang sudah tua tapi juga tanggung dibilang sudah tua. Ha..ha..ha.. peace girls, jangan ngambek temans .... . Tapi......udahlah akui aja, kita memang udah 40-an. Toh makin tua makin ganyeng ...:) Perempuan. Cuma itu yang ada di sekolah kami dulu. Sebuah SMA yang sampai dengan saat itu masih mengkhususkan diri untuk mendidik para perempuan, para gadis-gadis yang tidak pernah bisa berhenti bicara seperti kami, sesuai kodrat perempuan yang lebih...

Sweet & "Wild" Reunion

Image
Actually I really really want to write about this, but again I have no time to explore my thinking and my feeling. So many great things about it and (shit-sorry-) I don't have enough time. I'll write about it after I finish my work at this long weekend...hiks. But it's nice to upload these pictures first before I write so many things about it. Here there are: Only 22 people join the reunion, but it seems 100 people were there. Don't forget that we were "girls high school student", there were no men in our school except teachers. It so wild.....xd. One other thing that made me touched was our sister principal (Sister Stella Maris) attendence, and also Mrs. Holtz (one of our favorite & beatiful teacher). I am very touched to meet them. Luv you all, Sister & Mom! Every parting gives a foretaste of death, every reunion a hint of the resurrection ( Arthur Schopenhauer )

Wulan dewi uul psikologi

Wu an dewi Uul psikologi

Kemenangan adalah karena proses

Menang atau kalah adalah pelajaran hidup. Menang atau kalah adalah buah dari suatu proses. Menang atau kalah bukanlah rejeki yang tiba-tiba dihadiahkan Tuhan pada seseorang. Karena itu kemenangan atau kekalahan selayaknya diperjuangkan. Diperjuangkan bukanlah berarti harus didapatkan. Diperjuangkan adalah berarti ada upaya mendapatkannya. Upaya itulah yang bernama proses. Proses adalah lebih penting dari kemenangan dan kekalahan itu sendiri. Karena proses adalah kunci. Kunci yang menentukan hasil yang akan dipetik. Hasil berupa kemenangan atau kekalahan. Untuk itu sebaiknya kita memusatkan diri pada proses. Bila proses sudah berjalan baik, Insya Allah hasil yang terbaiklah yang akan didapatkan. Selamat berproses!

Memory of Imlek 2008

Mengenang Imlek, jadi inget film ini. Judulnya "Kita Punya Bendera". Lah apa hubungannya sama imlek? Liat aja trailernya di bawah ini. Karya anak2 muda idealis: Steven Purba, Hadi Marlan cs. Film sederhana yang penuh makna, walaupun nggak mendapat sambutan penonton yang heboh. Maklum film low budget. Tapi syukur beberapa embassy justru menyukai film yang sangat Indonesia ini. Salah satunya adalah KBRI di Singapura. Beberapa kota mengundang khusus tim film ini dan memutar film ini di kota mereka (Semarang, Bandung, Makassar dll). Beberapa sekolah dan kampus (ITB, BPK Penabur, Universitas Tarumanegara, dll) juga sangat appreciate dan memutar serta mendiskusikan film ini. Metro Tv juga pernah menayangkan film ini. Ah, apa pun sambutannya, yang jelas ini film yang menjadi anomali positif di antara film2 yang mengaku horor yang berserakan di bioskop2 kita. Ayo anak2 Indonesia, buat film lagi yang bergizi donk. Laskar Pelangi, Bendera, Garuda Di dadaku, Kita Punya Bendera. Jangan k...

Tulisan Sahabat

Dua puluh empat tahu lalu tulisan ini ditorehkan oleh seorang sahabat. Seorang sahabat yang sampai dengan detik ini masih mampu menjaga persahabatannya tidak hanya denganku, tetapi juga dengan anak-anakku dan suamiku, walaupun kami terpisahkan oleh benua. Nilai persahabatan yang tak ternoda itu membuatku bersyukur bahwa masih ada manusia yang mau bersahabat tulus denganku, setelah segelintir penusukan yang dilakukan orang-orang yang mengaku sahabat dalam hidupku. Ini adalah salah satu tulisannya yang paling favorit untukku: “Bumi telah selesai berputar. Tak kan jumpa lagi dia dengan mentari atau rembulan. Segala yang disebut hangat, semua yang disebut indah, tak kan tersua lagi. Semuanya pekat. Lukisan hidupnya tak perlu menunggu fajar untuk goresan terakhir. Tak guna pula menyalakan lilin atau pelita. Semuanya siap dalam gelap. Sebab semuanya pekat. Hitam. Tanpa garis, tanpa lengkung, tanpa bunga, tanpa awan” (Semarang 1985-1986) Semua tulisannya terekam rapi dalam sebuah buku kecil y...

Keluarga yang aneh

Image
"Keluarga yang aneh"....itu komentar our giant boy Bima terhadap kami. Anak ini memang asertif banget, nggak bisa ngerem mulutnya untuk komentar. Untung nggemesin, jadi yang dicubit cuma pipinya yang super gembul itu. Komentar itu muncul karena Bima capeeee liat kami berdua mondar mandir di Yogya untuk cari barang2 antik. Dia nggak abis pikir kenapa kami melakukannya. Bima juga nggak mudeng tentang apa bagusnya barang2 antik emak dan bapaknya yang menurutnya sangat buruk rupa itu. Buat Bima jauh lebih hebat robot Bionycle dan Gundamnya. Khususnya aku lebih suka koleksi barang mungil dan ada meaningnya. Mas, lebih suka furniture dan patung. Alamak, kamar kerjanya penuh dengan barang2 itu. Kantor pun nyaris mirip gallery ala Jawa and Bali. Sampe2 ada temen yang komentar: "Lu kalo nganter pake blangkon ya?"..... Sebenarnya sih nggak semua barang antik yang dipasang, tapi mix dengan barang2 repro. Nggak kuat dompetnya euy. Btw yang komentar nggak cuma Bima. Ada langgana...

Gila kale!

Suara itu membuat bulu kudukku berdiri. Suara yang menggelitik nuraniku bertahun-tahun silam. Suara yang membuatku tercenung melamun, mendesah. Ups, nangis deh. Aku rindu suara itu untuk terus datang. Untuk terus meniup telingaku. Menembus jantungku. Membuatku jatuh cinta lagi. Jangan pergi. Please. Aku butuh kemerduan suara itu. Aku sangat butuh. Ah, aku nangis lagi. Jangan ganti suara itu dengan... ....gelegar suara yang memekakkan telingaku Yang menusuk dalam-dalam jiwaku Jangaaaan. Aku rindu. Aku takut. Aku menangis. Aku tersenyum. Gila kale!

About February

Image
(Photo by Sunu 2009, Pulau Penyu Bali) Manusia sebagai mahluk sosial adalah sebuah fakta klise yang tak dapat dipungkiri bahwa manusia membutuhkan pihak lain untuk mampu hidup. Tidak sekedar hidup ala kadarnya, namun hidup penuh keberartian, dengan rasa percaya, rasa menghormati, rasa mengasihi satu sama lain. Penuh rasa yang tak terbatas. Bukan hanya pada sesama manusia saja, namun pada semua benda yang dianugerahkan Tuhan pada kehidupan ini. (Wise words by Wulan Dewi 2010) (This photo & wise words were created for 2010 calender of Ab Publisher)